Text
BK Pribadi Sosial : Biblioterapi, Melalui Kisah Pribadi Diasah
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang menganugrahkan kenikmatan hidup yang penuh makna.
Semoga Allah senantiasa memberikan limpahan keberkahan hidup pada kita semua.
Kisah sebagaimana bentuknya adalah format terbaik dalam melakukan sebuah reka ulang kejadian sekaligus cara terlembut dalam memberikan nasihat. Melalui kisah semua dapat didekati tanpa menyakiti. Penggunaan kisah dalam kegiatan bimbingan dan konseling saat ini menjadi trend yang sedang banyak digunakan oleh para pegiat perbaikan
individual dan sosial.
Biblioterapi merupakan pendekatan dalam kegiatan bimbingan. Materi kisah yang diungkap dalam prosesnya
memberikan dampak yang cukup baik bagi para terbimbing pada jangka singkat atau jangka lama dalam kehidupan
pribadi dan sosialnya. Esensinya adalah pada keberadaan buku atau manuskrip keterbacaan bagi pembimbing sebagai
suluh untuk terbimbing. Buku sebagai alat atau media yang digunakan sebagai sarana penyembuhan sesungguhnya
sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Ada sebuah peninggalan berharga di sebuah gedung Perpustakaan
Thebes terdapat patung yang melukiskan orang yang tengah bosan dan dibawahnya ada manuskrip berbunyi tempat
penyembuhan jiwa (the healing place of the soul). Plato diyakini sebagai tokoh yang pertama kali menggunakan buku sebagai sebuah terapi dalam menyembuhkan kegelisahan dan kegalauan jiwa yang dialami oleh masyarakat pada saat itu.
Eksistensi buku yang tersampaikan kepada klien harapkan sesuai ekspektasi mereka sehingga akan
mendapatkan inspirasi dan menjadi lebih bersemangat dalam menjali hidup. Mereka meyakini bahwa keberadaan
buku dan media baca lainnya untuk mendapatkan wawasan, pengetahuan, informasi, dan hiburan juga menjadi media
terapi atau penyembuhan bagi penderita gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, trauma, dan stres.
Bibliotherapy merupakan teknik yang sangat bagus untuk merangsang munculnya diskusi tentang suatu
masalah yang mungkin tidak didiskusikan karena adanya
rasa taku, bersalah, dan malu. Membaca tentang sebuah
karakter dalam fiksi yang mengatasi masalah yang mirip dengan masalah yang dihadapinya menjadikan klien
terbantu mengungkapkan secara lisan perasaannya tentang masalah yang ia hadapi kepada terapis. Bibliotherapy dapat
membantu klien mengatasi dan mengubah masalah yang sedang dihadapinya manakala ia membaca tentang orang
lain yang berhasil mengatasi masalah seperti yang ia hadapi.
Sebagai contoh, seseorang yang memiliki hambatan fisik dapat membaca tentang karakter yang berhasil mengatasi
masalah yang berkaitan dengan hambatan fisiknya. Orangorang yang memiliki hambatan/kelemahan dapat belajar
bahwa banyak orang yang berhasil mengatasi masalah yang sama, sebelumnya memiliki kemiripan tentang perasaan
tidak mampu dan gagal, dan belum menemukan cara untuk berhasil dan mengembangkan kesadaran diri tentang
ketidakmampuan/hambatannya.
Mudah-mudahan kumpulan tulisan ini yang berisi beberapa kisah mampu memberikan inspirasi bagi penulis
juga pembaca dalam menikmati dan menjalani kehidupan dengan penuh makna. Menjali hidup dengan penuh makna
adalah tujuan akhir dari penulisan buku ini. Waallahu ‘alam bishowab.
Tidak tersedia versi lain